Friday, December 04, 2009

Binatang Ini....

Itu kalimat yg sering gue dapet dari banyak org ketika mereka sedang mlakukan kegiatan shari2nya. Kadang gue brpikir, manusia itu kejam bgt...

Kmaren, waktu hari Raya Qurban ataw Idul Adha, sharusnya mnjadi hari yg diberkahi oleh Allah SWT krn ini adalah hari suci umat Islam. Anjuran berkurban (menyembelih hewan) kepada yang mampu mlaksanakannya menunjukkan betapa Islam sangat mementingkan nasib fakir-miskin (dhu'afa). Pada Hari Raya Idul Adha, dengan penyembelihan hewan kurban, tidak ada seorang pun manusia yang harus merasakan kelaparan dan kemiskinan. Hewan kurban yang kita sembelih, diharapkan agar membantu sesama berdasarkan semangat taqwa, ikhlas, tanpa pamrih atau tak pamer. Kta tdk mlihat dari suku mana, agama mana dlm membantu fakir miskin. Kmudian, hari suci tsb juga dberkahi oleh ibadah Haji di Mekkah brsama Milyaran umat Islam di dunia. Sungguh mngharukan ktika kita sbg umat manusia brusaha mampu menyelami nilai−nilai yang diwariskan Nabi Ibrahim AS seperti pengorbanan, kesabaran dan kemurnian cinta kita kepada Allah SWT, serta memberangus keburukan nafsu manusia yang hanya layak dimiliki binatang.....

Hanya saja, binatang bukan sekedar binatang. Mereka adalah makhluk Allah. Allah pun mncintai semua makhluknya, dari semut yg trkecil sampai paus yg trbesar. Smua hewan itu dberikan utk manusia, supaya kita mempergunakan sbaik2nya, dan mnsyukuri kebesaran Allah yg telah mnciptakan para hewan2 tsb... Prnah memperhatikan ga, seekor ayam yg melindungi anak2 ayamnya dari curah hujan dg melebarkan sayapnya supaya anak2nya ga kehujanan? Prnah mlihat seekor kucing yg menaruh anak2 kucingnya di tmpt aman supaya trlindung dari mara bahaya? Prnah mlihat kesetiaan seekor anjing thd majikannya ktika sang majikan kesepian? Prnah mlihat skumpulan gajah yg mlindungi anak gajah di kaki2 mereka? Prnah melihat monyet saling berpelukan krn mereka sedang jatuh cinta?

Gue pernah. Hati gue kadang2 suka trsayat2 mlihat spesies gue yg memandang mereka sbg makhluk rendahan tdk beradab dan hanya sbg makanan manusia saja.

Gue mnyaksikan ketika sedang perayaan hari raya, hewan2 spt domba, sapi, dan kambing tsb dipukuli kalo tdk mnurut. Mereka diikat dg kencang supaya tdk lari, lalu menyembelih kluarga dan tmn2 hewannya di samping mereka. Ketika sang hewan menyaksikan onggokan daging2 bersimbah darah lalu dtumpuk dsebelahnya, sang hewan mngamuk dan brusaha mlarikan diri. Kadang tanpa mngucapkan Bismillah, para penjagal hewan tsb langsung memotong hewan2 tsb. Para penonton bahkan bertepuk tangan ataw berteriak2 ktika sang hewan brusaha mlarikan diri. Mereka berteriak2, "TUSUK SAJA! TUSUK SAJA!" atau "PUKUL KEPALANYA BIAR MATI!" dan gue lihat kadang2 yg brteriak2 itu adl ibu2 dan anak2. Alhasil, hari raya kmrn, kira2 ada 10 berita di televisi mngenai hewan2 yg mngamuk dan brusaha lari dari kejaran golok.

Astagfirullah...

Pdhl cara yg benar dlm berkurban adalah dg bersikap tulus dan ikhlas dan brusaha menenangkan sang hewan. Sang hewan pun harus disayangi, krn kita sang manusia mngorbankan makhluk Allah ini demi klangsungan hidup manusia. Kita harus punya hati ketika sedang mengorbankan hewan tsb. Pngorbanan tsb bagaikan kita sedang mngorbankan anggota kluarga sndiri, demi kesejahteraan manusia. Hanya saja.... bukan demikian yg trjadi. Bahkan pemotongan kurban yg sharusnya sakral itu mnjadi bahan objek tontonan. Sharusnya pemotongan itu tdk boleh dtonton oleh masyarakat. Harus di ruang trtutup, dan juga trpisah2 supaya para hewan itu tdk melihat apa yg trjadi.

Manusia suka lupa kalo hewan itu juga punya perasaan, hati, dan bisa melihat. Ya, mereka punya mata. Mereka bsa melihat. Tapi mereka tdk bsa berbicara dg bahasa manusia. Gue ga bsa bayangin apa yg mereka teriakkan ketika melihat teman2nya di bantai di sbelah mereka. Ya Allah, ampuni lah kami manusia yg tdk tahu menahu dan tdk mau tahu.

Gue smpt Q & A dg salah seorang anggota Departemen Agama waktu sedang mnghadiri pngajian. Gue slalu brpikir bahwa mereka harusnya mngadakan penyuluhan utk berkurban yg baik dan benar. Mereka mngakui bahwa cara2 brkurban yg dlakukan slama ini adalah SALAH. Hanya saja... memang masyarakat kita kalo dberikan pnyuluhan, malahan cmn brkomentar, "Binatang ini pak... ngapain sih dpikirin en repot2? Potong aja mereka, trus bagiin ke fakir miskin. Susah amat! Knapa msti mikirin perasaan mereka???"

Mereka protes krn ruangan trtutup utk berkurban tdk ada, dan mnghabiskan biaya. Yg paling gampang adalah mncari tanah kosong, kumpulin hewan2nya, potong mereka, bagikan. Beres! Simple, cepat, ga neko2. Dan soal penonton? Mereka bilang, hiburan gratis kan jarang -- kapan lagi bisa liat hiburan? Binatang dpotong2 itu bikin masyarakat senang, apalagi trus dpt sembako gratis. Rupanya kalo soal perut, manusia lbh mentingin hal tsb bahkan lebih dari hewan sndiri.

Dulu gue skolah di skolah Islam. Swaktu ada acara kurban, mereka ngundang anak2 skolahan utk mnyaksikan pemotongan tsb di halaman sekolahan. Para guru mnyuruh anak2 berbaris di depan para hewan yg hendak dkurbankan. Sambil berdoa, sang guru menerangkan cara2 hewan tsb di depan anak2 yg msh belasan tahun itu. Tntu saja, gue sampe skrg msh trauma. Apalagi ketika darah bercipratan dmana2 dan sang hewan terkejang2 kesakitan ktika dpotong2. Pdhl, cara yg baik dan benar adl supaya hewan tsb tdk merasakan sakit apapun. Hewan2 tsb hrs dlm keadaan tenang ketika sedang dsmbelih dan tdk panik.

Gue ga bilang kita hrs mntingin hewan2 daripada manusia... Hanya saja, bila hewan2 tsb hanya dperlakukan sbg onggokan daging tdk berotak, gue kadang mmpertanyakan sifat kemanusiaan kita.... Gue bukan lah seorang vegetarian. Gue tetap makan daging dan ayam. Stiap hendak makan, gue berdoa dan mngucapkan syukur bahwa gue bsa makan enak dg daging dbandingin dg banyak org yg bahkan ga prnah makan. Gue slalu brdoa smoga kmatian hewan2 yg gue makan ini ga sia2.

Pindah haluan ke hal yg bukan kurban ya....

Suatu hari gue sdang menyetir di jalan, mlihat ada motor yg sedang membawa ayam2 yg hendak dpotong. Ayam2 tsb diikat kakinya, ditaro di belakang motor dg kepala2 mereka di bawah dekat knalpot motor. Ayam2 itu sekarat ktika dbawa ke pasar. Gue mnutup mata, dan berdoa sambil mnggigit bibir.

Suatu hari gue melewati sebuah desa di Jatim. Waktu itu ada acara nyekar, dan kami skluarga sedang brkunjung ke desa kluarga. Seekor anjing kelaparan dan kehausan mengendus2 dekat tmpat sampah. Gue belum smpt bereaksi, ketika seorang kakek2 bertopi haji yg sedang duduk2 di teras rmhnya mngambil sandalnya dan melempari anjing tsb sampai terkaing2, dan berteriak, "HARAM! NAJIS! HARAM! NAJIS!" Gue hndak nyamperin pak haji tsb, ketika almarhum bokap gue narik lengan gue supaya mnjauhi org tsb. Beliau tau gue hendak nyari perkara. Ya Allah.... Bahkan Nabi Muhammad SAW memberikan semangkuk air minumnya utk seekor anjing kehausan dlm sebuah cerita. Memang liur anjing itu najis, tapi bsa dhilangkan dg wudhu bila trkena. Itu bukan alasan utk melempari seekor anjing skarat lalu kmudian Shalat.

Suatu hari gue sedang mengantri lampu merah, ketika ada topeng monyet di pinggir jalan. Sang monyet diberi rantai di lehernya dan ditarik2 utk meminta2 uang, smntara sang majikan tertidur di bawah tiang lampu. Ketika sang majikan trbangun dan minum segelas aqua, sang monyet yg kehausan di bawah terik matahari dan knalpot juga ikut meminta air. Sang majikan menampar monyet tsb dan menolak memberikan segelas airnya, dan kembali menarik rantai lehernya yg mencekik. Gue membuang muka, mngigit bibir, dan mencengkram setir mobil. Ya Allah, maafkan hambamu yg msh pngecut utk brbuat sesuatu.

Suatu hari gue menonton acara wisata di TV mngenai tradisi Karapan Sapi atau balapan sapi. Gue melihat para "atlet" karapan sapi itu membuka kelopak mata para sapi2 tsb, lalu mngolesi mata mereka dg balsem dan minyak tawon, lalu memasukkan benda ke dalam anus sapi2 tsb. Lalu ketika balapan, mereka mencambuk punggung sapi2 tsb supaya mereka berlari kencang. Astagfirullah.... Gue hanya bsa mengganti channel tv dan menahan amarah.

Suatu hari gue sedang duduk2 di teras rmh, ketika gue mndengar tangisan seekor kambing yg dikumpulkan di lapangan kosong... nyokap gue juga mndengar tangisan tsb. Nyokap brtanya kpd satpam rmh gue, "Itu suara kambing ya?"
Satpam: "Iya bu."
Nyokap, "Ya Allah, kasian skali sampai tangisannya kdngeran sampe sini..."
Satpam gue hanya nyengir, "Ah ibu, bisa aja. Kambing ga bsa nangis. Binatang ini."
Gue en nyokap cmn bsa brpandang2an. Nasehatin satpam gue kayaknya prcuma...

Ga hanya di Indonesia... Waktu itu gue nonton adu banteng di acara travel di Spanyol. Tahukan kalian bahwa banteng2 tsb dbunuh setiap harinya demi utk tontonan? Adu banteng ga hanya mengibaskan kain merah di depan banteng, dan banteng tsb menyeruduknya sambil sang Matador berusaha mnghindarinya. Ketika sang banteng kecapean, sang Matador lalu menusuk pedang ke leher sang banteng sampai mati. Tradisi.... puncak kulminasi keberadaban manusia.

Suatu hari gue pergi ke Taman Safari. Ketika sedang naek kereta apinya, kita melewati daerah simpanse. Para penjaga yg sedang memandikan anak simpanse tdk melihat kami yg sedang naek kereta. Gue terkaget bukan kepalang ktika para penjaga tsb menampar simpanse tsb dan memukulnya dg gayung ember. Sayang gue ga bawa tustel ataw video kamera, shingga tdk ada bukti kcuali ksaksian mata gue. Gue hanya bsa geram. Ingin melapor... tapi saat itu gue hanyalah seorang remaja. Para penumpang kereta bahkan pura2 tdk mlihat. Ya Allah... maafin hambamu yg tdk bsa brbuat apa2.

Suatu hari gue nonton berita mngenai daging sapi Golongong (benarkah istilahnya? gue lupa), dmans para sapi2 tsb sblum dpotong2 dan djual sama skali tdk dberi makan, hanya diberi selang air utk minum slama 24 jam. Sapi2 tsb dicekokin air selang di hidung dan mulut mereka sampe perutnya penuh dan kembung, dan ketika mereka kejang2 krn kekembungan, barulah dbunuh. Nyokap gue yg mnonton di berita hanya bsa mnahan tangis, dan bilang, "Allah akan menghukum mereka pd akhirnya. Di neraka, para sapi2 tsb akan menaruh selang2 air itu ke cucuk hidung mereka yg mnyiksanya." Gue ga bsa brkomentar, hanya mual2 nontonnya. Bahkan menulis hal ini, bikin gue muak. Yg bikin kesel, beritanya lbh mngutamakan topik ttg konsumen yg dirugikan. Bahwa daging sapi tsb berair... tapi ga ada berita apakah para penjual tsb diberi hukuman?

Gue ga nyuruh masyarakat utk mulai melihara monyet, sapi, kambing, dan anjing. Msh banyak masyarakat kaya dan miskin yg tdk mengerti akan kasih sayang thd hewan. Gue juga suka liat masyarakat kaya yg mendandani hewan peliharaannya sampai mngabiskan jutaan... tapi mlupakan bahwa ada masyarakat miskin yg bsa mnggunakan uang tsb utk makan. Apakah gue trlalu berlebihan? Apakah gue trlalu mikirin? Apakah reaksi org2 yg baca blog ini cmn bsa ngoms, "Binatang ini.... ngapain dipikirin sih?" Masih banyak hal2 laen yg harusnya dpikirin, spt skandal politik, korupsi ekonomi, dan sosial. Hewan bukan masalah manusia. Manusia lahh masalah manusia. Pdhl spt yg gue bilang.... hewan adalah makhluk Tuhan. Bila manusia sndiri memperlakukan manusia laennya spt binatang, gue ga bsa bayangin apa yg manusia lakukan thd binatang itu sndiri....

No comments: