Sunday, May 02, 2010

The Princess and The Frog

Rating:★★
Category:Movies
Genre: Animation
Wuih, keciwir bgt gue ntn ni film. Walopun mnurut gue animasinya cukup keren, tapi kalo ga dbarengin sama plot dan karakter yg bagus... ya prcuma juga. Bukan karena tokoh utamanya brkulit hitam ya. Gue nemu bbrapa review yg agak2 rasis, jadi sebel bgt. Tokoh karakter tuh ga ada hubungannya dg warna kulit dan dari kbangsaan mana. Tapi dari segi prkembangan karakternya. Mngkin ini hanya gue aja, krn gue ngliat positif reviews dari banyak kritik, IMHO.

Tiana (Anika Noni Rose) adalah seorang pelayan di New Orleans yg brcita2 membuka restorannya sendiri. Ia bekerja terus mngumpulkan uang demi mndapatkan modal utk restonya, smntara org2 di skitarnya mncemoohnya. Sahabatnya, Charlotte (Jennifer Cody) adalah gadis manja dan kaya ingin menikah dg Pangeran Naveen (Bruno Campos) yg brasal dari negeri Maldonia. Pangeran Naveen sndiri adl seorang cowo manja dan bangkrut yg hendak mnikah dg gadis kaya. Ia lalu trlibat dg seorang dukun Voodoo brnama Dr. Facillier (Keith David) yg mngubah Pangeran Naveen mnjadi seekor katak. Utk bsa brubah lagi mnjadi manusia, Naveen harus dcium oleh seorang putri. Ia mngira Tiana adl seorang putri. Ketika Tiana mncium Naveen, Tiana malah brubah mnjadi katak.

Pertama2, ceritanya bukan lah crita familiar "The Frog Prince": Seorang putri manja sedang brmain bola, ketika bolanya jatuh ke dlm sumur. Sang putri brjanji akan menikahi siapapun yg bsa mngambil bolanya di dlm sumur. Ktika seekor katak mngambil bolanya, sang putri sangat jijik mlihat sang katak dan lari. Sang katak lalu menagih janji kpd sang Raja utk mnikahi sang putri. Sang Raja merestui prmintaan sang katak utk memberi pelajaran kpd putrinya yg manja. Mereka mnghabiskan waktu brsama2, dan sang putri mulai jatuh cinta kpd sang katak, dan akhirnya mncium sang katak hingga ia brubah mnjadi seorang pangeran. The end....



Itu adalah cerita asli "The Frog Prince" -- lebih condong ke arah "Beauty and The Beast" alias jgn mlihat orang dari kulitnya. Tapi film ini beda banget dari crita aslinya, dan lebih condong ke cerita yg agak2 real...

Sbenernya bukan soal cerita yg real yg gue prmasalahin, tapi dari segi pacing crita dan lagu2nya (walopun jazzy dan keren2), tapi entah kenapa... BORING bgt. Tokoh2 datang dan pergi bgitu aja tanpa pnjelasan. Lagu2 sulit utk diingat dan diikuti, ga kaya film2 Disney laennya. Gue bahkan ga inget sapa nama2 para karakter2 di film ini, padahal biasanya gue cukup teliti.

Tania adalah tokoh yg cukup keren mnurut gue. Gadis mandiri yg hendak meraih impiannya, dan dg setting New Orleans yg cukup keren. Apalagi juga mmpermasalahkan masalah kasta dan kelas, spt org2 kulit hitam yg mrupakan buruh dan kulit putihnya adalah org2 kaya. Gue juga liat, ga malu2 ngliat sdikit minuman alkohol dan kaum adonis serta supernatural.

Tapi biasanya Disney punya formula: sang tokoh antagonisnya punya sidekick. Sayangnya di film ini, ia bkerja sndirian. Kadang2 dbantu sama org bebal, tapi ga gue anggap sidekick. Naveen juga NYEBELIN buangett jadinya gue ga simpatik. Entah knapa... formulanya sptnya meleset jauh bgt. Spt... resep masakan. Uda ngikutin resep dg bumbu2nya dg tepat, tapi waktu dmakan... ga pas aja.

Apalagi.... GUE BENCI KATAK/KODOK DAN BINATANG AMPHIBI LAENNYA. JIJAY BGT gue liat katak, hiiiiiiiieeeeeeeehhhhh!!! Makanya ni film ga bsa dehh gue tonton. Ugh ugh ugh... Iya emang kita jgn liat org dari kulitnya, tapi gue sumpahhh fobia bgt sama katak/kodok.

Akhir kata, gue kurang suka dg film ini krn kurang pas aja dan boring. Tapi anak2 mngkin bakalan suka krn banyak tokoh binatang dan nyanyi2 serta slapstick -- itu yg trpnting buat anak2. Film ini ga cuco aja sama gue, yg suka mnganalisa. Walopun film ini penuh dg pesan moral yg baik, tapi kayaknya agak trlalu memberi nasehat bgt. Satu hal positif dari film ini adalah, akhirnya bukan film 3D. Krn gue uda eneq sama 3D.

7 comments:

Marshall Bruce Mathers IV said...

eh aku sukaa...haha

andy wirawan said...

setujuh, gw juga bosen bgt sama 3D, pas ntn ini fresh banged mata ini... hmmm memang seperti ada yg kurang di sini, apa karena disney keseringan bikin 3D....

prince naveen nya... yoih gw juga kurang suka tuh...

Marshall Bruce Mathers IV said...

samaa...aku juga dah eneg ama 3D...dan menuruti kata pak ebert...ga lagi2 dah nntn 3d...

Yayan a.k.a Fathin said...

Mungkin fakto benci kataknya jadi berpengaruh walau sedikit ke penilaian hehe

hani nhk said...

enggak tuh. gue msh bsa objektif dlm hal ini, walopun smua review tentu saja subjektif (weh?) anggep msalnya mereka brubah jadi... kucing msalnya. tapi kalo formulanya ga dmasak dg tepat, ya sama aja.

kurang pas aja mnurut gue. kurang romantis, kurang pacing, kurang greget, kurang sesuatu hal, kurang lucu.

fickle boon said...

aku sukaaa...
hihihih, yah klasik aja sih, meski emang harus gw akuin, gw juga gak inget sama sidekicknya :(

yohanes kurniawan said...

lumayan buat hiburannn...n udah jarang ada film animasi seperti ini he2